Gyoza, hidangan ikonik Jepang, lebih dari sekadar pangsit biasa. Kombinasi tekstur uniknya—renyah di bagian bawah dan lembut di atas—menjadi daya tarik utama. Anatomi gyoza adalah rahasia di balik sensasi ini. Memahami setiap bagiannya akan mengungkap mengapa hidangan ini sangat digemari di seluruh dunia.
Lapisan pertama adalah kulit gyoza. Kulit ini terbuat dari adonan tepung terigu yang sangat tipis. Tekstur tipis ini penting. Bagian ini akan menjadi renyah saat digoreng, menciptakan kontras yang menarik dengan isian lembut di dalamnya.
Isian gyoza adalah inti dari segalanya. Isian tradisional terbuat dari daging babi cincang, kol, daun bawang, dan jahe. Namun, variasi modern sering menggunakan udang, ayam, atau sayuran. Bumbu seperti kecap asin, mirin, dan minyak wijen juga ditambahkan.
Gyoza memiliki ciri khas pada cara melipatnya. Lipatan-lipatan kecil di bagian atas bukan hanya hiasan. Lipatan ini berfungsi untuk mengunci isian. Lipatan ini juga membuat bagian atas gyoza tetap lembut dan beruap saat dimasak.
Proses memasak gyoza adalah kunci. Gyoza digoreng terlebih dahulu dengan sedikit minyak. Tahap ini menciptakan tekstur renyah di bagian bawah. Kemudian, air ditambahkan dan wajan ditutup. Air ini membuat bagian atas menjadi lembut.
Setelah air menguap, gyoza kembali digoreng sebentar. Tahap akhir ini memastikan bagian bawahnya benar-benar renyah. Gyoza disajikan dengan bagian yang renyah menghadap ke atas. Inilah yang membuat gyoza unik.
Saus cocolan adalah pelengkap wajib. Saus cocolan biasanya terbuat dari campuran kecap asin, cuka beras, dan sedikit minyak cabai. Saus ini menambahkan cita rasa umami, asam, dan pedas. Saus ini menyeimbangkan rasa isian.
Variasi anatomi gyoza juga ada. Gyoza bisa direbus (sui gyoza) atau digoreng sepenuhnya (age gyoza). Masing-masing metode menciptakan pengalaman rasa dan tekstur yang berbeda. Namun, gyoza panggang-rebus adalah yang paling populer.
Di Jepang, gyoza sering dinikmati bersama ramen atau nasi. Ia juga populer sebagai camilan. Rasa gurihnya cocok dipadukan dengan hidangan berkuah. Ia menjadi hidangan pelengkap.